Kelompok 6:
1. Jelaskan kinerja sistem limfa dalam pengangkutan lemak dan sistem kekebalan tubuh manusia, jelaskan dengan menggunakan gambar?
2. Jelaskan hubungan sistem peredaran pada ikan dan katak terhadap kesehatan tubuh manusia?
3. Jelaskan 5 kelainan dan penyakit pada sistem sirkulasi manusia secara jelas?
1. Jelaskan kinerja sistem limfa dalam pengangkutan lemak dan sistem kekebalan tubuh manusia, jelaskan dengan menggunakan gambar?
2. Jelaskan hubungan sistem peredaran pada ikan dan katak terhadap kesehatan tubuh manusia?
3. Jelaskan 5 kelainan dan penyakit pada sistem sirkulasi manusia secara jelas?
1. kinerja
sistem limfa dalam pengangkutan lemak dan sistem kekebalan tubuh manusia,
Jaringan limfatik
mengacu pada jaringan tubuh yang membentuk bagian dari sistem limfatik.
Jaringan limfatik tubuh umumnya termasuk limpa, timus, kelenjar gondok,
amandel, dan sumsum tulang, serta kelenjar getah bening. Organ-organ ini
bertanggung jawab untuk memproduksi getah bening, cairan umumnya transparan
yang bersirkulasi melalui ruang interstitial tubuh. Getah sebagian besar
terdiri dari T-sel, antibodi, dan makrofag yang memberikan kekebalan tubuh.
Beberapa dokter menganggap cairan getah bening menjadi jaringan limfatik juga.
Sistem kekebalan tubuh manusia diyakini bergantung sepenuhnya pada berfungsinya jaringan limfatik. Organ dan cairan dari sistem limfatik bertanggung jawab untuk menghilangkan patogen dari organ-organ tubuh dan aliran darah. Kelenjar getah bening mungkin yang paling umum dikenal jaringan limfatik. Mereka biasanya terletak di pangkal paha, ketiak, dan daerah dada, dan mereka biasanya kecil dan berbentuk oval. Mereka bertanggung jawab untuk menyaring getah bening, menghilangkan patogen ditemukan dalam getah bening, dan memproduksi antibodi yang melindungi terhadap penyakit.
Getah bening itu sendiri, juga dianggap oleh beberapa orang untuk menjadi jaringan limfatik, umumnya diidentifikasi sebagai cairan transparan yang bersirkulasi melalui ruang interstitial tubuh, atau ruang antara organ. Biasanya mengandung sel darah putih dan antibodi.
Timus, organ yang biasanya ditemukan di tubuh bagian atas, antara paru-paru kiri dan kanan, juga biasanya merupakan bagian dari jaringan limfatik tubuh. Belum menghasilkan T-sel umumnya menemukan jalan mereka ke timus, di mana mereka dapat terus matang. Patogen umumnya tidak dapat menembus sel-sel epitel-reticular yang melindungi timus. Oleh karena itu dapat menyediakan lingkungan yang aman untuk produksi matang T-sel.
Limpa mungkin salah satu dari jaringan limfatik yang paling penting tubuh, untuk banyak fungsi fisik yang dilayaninya. Limpa, yang biasanya dapat ditemukan di belakang lambung dan di depan diafragma, berisi pulpa merah dan putih. Kedua jenis pulpa mengandung jaringan ikat, limfosit, dan makrofag.
Bersama-sama, pulpa limpa merah dan putih yang bertanggung jawab untuk menyaring darah untuk menghilangkan patogen dan sel-sel darah merah yang tidak lagi fungsional. Pulpa merah dianggap mampu menyimpan sejumlah besar darah tambahan, yang dapat dilepaskan ke dalam sirkulasi yang diperlukan. Limpa juga dapat memproduksi sel darah merah dan putih yang baru, demikian juga sumsum tulang. Limfosit dan makrofag biasanya berkumpul di pulpa putih, di mana mereka dapat dikirim jika respon imun terjadi di dalam tubuh.
Sistem kekebalan tubuh manusia diyakini bergantung sepenuhnya pada berfungsinya jaringan limfatik. Organ dan cairan dari sistem limfatik bertanggung jawab untuk menghilangkan patogen dari organ-organ tubuh dan aliran darah. Kelenjar getah bening mungkin yang paling umum dikenal jaringan limfatik. Mereka biasanya terletak di pangkal paha, ketiak, dan daerah dada, dan mereka biasanya kecil dan berbentuk oval. Mereka bertanggung jawab untuk menyaring getah bening, menghilangkan patogen ditemukan dalam getah bening, dan memproduksi antibodi yang melindungi terhadap penyakit.
Getah bening itu sendiri, juga dianggap oleh beberapa orang untuk menjadi jaringan limfatik, umumnya diidentifikasi sebagai cairan transparan yang bersirkulasi melalui ruang interstitial tubuh, atau ruang antara organ. Biasanya mengandung sel darah putih dan antibodi.
Timus, organ yang biasanya ditemukan di tubuh bagian atas, antara paru-paru kiri dan kanan, juga biasanya merupakan bagian dari jaringan limfatik tubuh. Belum menghasilkan T-sel umumnya menemukan jalan mereka ke timus, di mana mereka dapat terus matang. Patogen umumnya tidak dapat menembus sel-sel epitel-reticular yang melindungi timus. Oleh karena itu dapat menyediakan lingkungan yang aman untuk produksi matang T-sel.
Limpa mungkin salah satu dari jaringan limfatik yang paling penting tubuh, untuk banyak fungsi fisik yang dilayaninya. Limpa, yang biasanya dapat ditemukan di belakang lambung dan di depan diafragma, berisi pulpa merah dan putih. Kedua jenis pulpa mengandung jaringan ikat, limfosit, dan makrofag.
Bersama-sama, pulpa limpa merah dan putih yang bertanggung jawab untuk menyaring darah untuk menghilangkan patogen dan sel-sel darah merah yang tidak lagi fungsional. Pulpa merah dianggap mampu menyimpan sejumlah besar darah tambahan, yang dapat dilepaskan ke dalam sirkulasi yang diperlukan. Limpa juga dapat memproduksi sel darah merah dan putih yang baru, demikian juga sumsum tulang. Limfosit dan makrofag biasanya berkumpul di pulpa putih, di mana mereka dapat dikirim jika respon imun terjadi di dalam tubuh.
2. hubungan sistem peredaran pada ikan dan katak terhadap kesehatan tubuh manusia
Peredaran Darah pada
Manusia
Sistem peredaran darah pada manusia
termasuk sistem peredaran darah tertutup, artinya darah mengalir melalui
pembuluh darah. Sistem peredaran darah pada manusia juga disebut sistem
peredaran darah rangkap. Artinya, dalam satu kali edar, darah ,melewati jantung
sebanyak dua kali. Saat darah beredar menuju paru-paru dan saat darah beredar
menuju ke seluruh tubuh. Peredaran darah dari jantung menuju paru-paru dan
kembali ke jantung disebut peredaran darah kecil. Sementara itu, saat darah
beredar dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung disebut peredaran
darah besar.
Sistem
peredaran darah mempunyai fungsi sebagai berikut.
- Mengangkut zat makanan dan zat sisa hasil metabolisme.
- Mengangkut zat buangan dan substansi beracun menuju hati untuk dinetralkan.
- Mengangkut zat buangan dan substansi beracun menuju ginjal untuk dibuang.
- Mendistribusikan hormon dari kelenjar dan organ yang memproduksinya ke sel-sel tubuh yang membutuhkan.
- Mengatur suhu tubuh melalui aliran darah.
- Mencegah hilangnya darah melalui mekanisme pembekuan darah.
- Melindungi tubuh dari bakteri dan virus dengan mensirkulasikan antibodi dan sel darah putih
Sistem
peredaran darah memiliki tiga komponen utama sebagai berikut.
- Darah, berfungsi sebagai medium pengangkut zat makanan, udara, dan zat buangan.
- Jantung, berfungsi memompa darah sehingga dapat beredar ke seluruh tubuh.
- Pembuluh darah, sebagai saluran tempat darah beredar ke seluruh tubuh.
1. Darah
Manusia
rata-rata mempunyai enam liter darah atau sekitar 8% dari total berat badan
manusia. Apabila contoh darah diambil kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi
lalu disentrifugasi maka tampak darah tersusun atas 55% plasma darah dan 45%
sel-sel darah.
a.
Plasma Darah
Plasma
darah terdiri atas 90% air dan 10% sisanya zat-zat yang terlarut di dalamnya.
b.
Sel-Sel Darah
Di
dalam darah terdapat tiga macam sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
1)
Sel Darah Merah (Eritrosit)
Karakteristik
sel darah merah sebagai berikut.
a)
Eritrosit merupakan komponen utama sel darah yaitu sekitar 99%
b)
Setiap mm3 darah pada seorang laki-laki mengandung ± 5 juta sel
darah merah dan pada seorang perempuan ±4 juta sel darah merah.
c)
Berbentuk bikonkaf, sehingga memiliki permukaan yang lebar.
d)
Tidak berinti, sehingga tidak dapat hidup lama
e)
Berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Hemoglobin yaitu molekul kompleks
dari protein dan molekul besi hemin. Hemoglobin berperan mengikat oksigen dari
paru-paru untuk diedarkan ke seluruh sel tubuh. Jadi, di paru-paru terjadi reaksi
antara hemoglobin dengan oksigen.
2Hb2
+ 4O2 →4HbO2 (oksihemoglobin)
Setelah
sampai di sel-sel tubuh terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.
4HbO2
→ 2Hb+ 4O2
f)
Saat dalam rahim ibu, eritrosit dibentuk dalam hati dan limpa. Setelah
dilahirkan, eritrosit dibentuk di sumsum tulang. Misalnya di tulang dada,
tulang lengan atas, tulang kaki atas, dan tulang pinggul.
g)
Umur eritrosit sekitar 120 hari. Setelah mati akan dirombak dalam hati menjadi
bilirubin dan biliverdin (zat warna empedu). Zat besi hasil perombakan tersebut
kemudian dikirim ke hati dan limpa untuk digunakan membentuk eritrosit baru.
2)
Sel Darah Putih (Leukosit)
Karakteristik
sel darah putih sebagai berikut.
a)
Leukosit memiliki inti sel, sehingga dapat bertahan hidup berbulan-bulan.
b)
Tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak berwarna merah.
c)
Ukurannya lebih besar daripada eritrosit.
d)
Leukosit dibentuk di dalam sumsum merah, limpa, dan kelenjar getah bening atau
kelenjar limfe.
Sel darah
putih berdasarkan karakteristik sitoplasmanya dapat dibagi menjadi dua yaitu
granulosit dan agranulosit.
a)
Granulosit merupakan sel darah putih yang sitoplasmanya bergranula. Granulosit
terdiri atas neutrofil, eosinofil, dan basofil.
1)
Neutrofil merupakan sel darah putih yang granulanya menyerap zat warna yang
bersifat netral. Neutrofil ini merupakan komponen terbesar dalam sel darah
putih. Neutrofil berfungsi memakan kuman penyakit, contohnya bakteria. Jika
terjadi infeksi karena bakteri, jumlah neutrofil akan meningkat keadaan ini
disebut leukosit tosis.
2)
Eosinofil merupakan sel darah putih yang granulanya menyerap zat warna yang
bersifat asam. Jumlah eosinofil dalam sel darah putih sekitar 2%. Fungsi sel
ini untuk mengatasi jenis-jenis penyakit karena alergi.
3)
Basofil merupakan sel darah putih yang granulanya menyerap zat warna yang
bersifat basa. Basofil ini menghasilkan heparin yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah.
b)
Agranulosit merupakan kelompok sel darah putih yang sitoplasmanya tidak
bergranula. Kelompok sel ini meliputi limfosit dan monosit. Limfosit tidak
dapat bergerak dan berfungsi untuk membentuk antibodi yang berperan dalam
menjaga kekebalan tubuh. Sementara itu, monosit merupakan sel darah putih yang
dapat bergerak seperti Ameoba dan bersifat fagosit. Monosit ini diproduksi oleh
jaringan limfe.
Secara
umum leukosit mempunyai fungsi sebagai berikut.
a)
Menghancurkan kuman penyakit dan zat asing secara fagositosis.
b)
Mengangkat lemak dan menghasilkan histamin. Histamin merupakan zat yang
berperan dalam timbulnya alergi.
c)
Melumpuhkan kuman penyakit yang berada di luar darah. Caranya dengan menembus
keluar dinding pembuluh kapiler dan masuk ke dalam jaringan yang menyimpan zat
asing tersebut. Kemampuan leukosit seperti ini disebut diapedesis.
Di
dalam tubuh, jumlah leukosit sekitar 7.000 sel per milimeter darah. Jumlah
tersebut dapat meningkat dan menurun. Pada penderita kanker darah, leukositnya
akan meningkat sampai 50.000 sel setiap milimeternya. Keadaan ini dapat
membahayakan tubuh karena dalam jumlah sangat besar leukosit akan memakan
eritrosit.
Jumlah
leukosit dapat menurun karena terinfeksi kuman, misalnya tifus atau terkena
radiasi yang kuat. Keadaan tersebut dapat menganggu pembuatan leukosit. Jumlah
leukosit yang menurun juga dapat menurunkan tingkat kekebalan tubuh sehingga
tubuh dapat dengan mudah terserang bibit penyakit.
3)
Keping Darah (Trombosit)
Keping
darah (trombosit) merupakan fragmen-fragmen besar sel yang disebut
megakariosit. Karakteristik keping darah sebagai berikut.
a)
Keping darah berukuran kecil, bentuknya tidak beraturan.
b)
Keping darah tidak berinti sehingga berumur pendek.
c)
Masa hidup keping darah ±10 - 12 hari.
d)
Dalam setiap milimeter darah terdapat keping darah sekitar 200.000-400.000
butir.
Keping
darah ini berperan dalam proses penggumpalan darah. Mekanisme penggumpalan
darah sebagai berikut.
Apabila
pembuluh darah rusak, terluka, atau terpotong maka darah akan mengalir keluar
dari pembuluh darah. Akan tetapi, darah tersebut akan berhenti mengalir keluar
karena terjadi proses penggumpalan darah. Bagaimana mekanisme penggumpalan
darah tersebut? Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah jika
menyentuh permukaan yang kasar. Jika trombosit pecah, enzim tromboplastin yang
dikandungnya akan bercampur dengan plasma darah. Selain trombosit, dalam plasma darah terdapat
protombin menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+). Protombin
adalah suatu protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin K.
Trombin
berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin.
Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat dalam plasma. Adapun fibrin
adalah protein berupa benang-benang yang tidak larut dalam plasma.
Benang-benang fibrin yang terbentuk akan saling bertautan sehingga sel-sel
darah merah beserta plasma akan terjaring membentuk gumpalan. Jaringan baru
akan terbentuk menggantikan gumpalan tersebut dan luka akan menutup.
c.
Golongan Darah
Seseorang
dikatakan mengalami kekurangan darah ketika volume darahnya kurang dari normal.
Kekurangan darah dapat disebabkan oleh penyakit atau karena luka. Agar fungsi
transportasi tidak terganggu diperlukan transfusi darah.
Meskipun
semua jenis darah tampaknya sama, tetapi kandungan proteinnya sangat beragam.
Apabila protein asing yang tidak sesuai masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan
berusaha untuk membunuhnya dengan cara penggumpalan (aglutinasi). Protein asing
tersebut dinamakan antigen atau aglutinogen. Adapu penyebab timbulnya zat
penolak dinamakan antibodi atau aglutinin. Aglutinin terdapat di dalam
eritrosit, sedangkan aglutinin terdapat dalam plasma darah.
Pada
tahun 1990 karl Landsteiner seorang ahli imunologi menemukan perbedaan
aglutinogen dan aglutinin yang terkandung dalam darah manusia. Atas dasar
inilah Landsteiner memperkenalkan sistem ABO yang membedakan darah ke dalam
empat golongan sebagai berikut.
1)
Golongan darah A
Apabila
eritrosit seseorang mengandung aglutinogen A, sedangkan plasma darahnya mengandung
aglutinin β (anti -B) maka orang tersebut bergolongan darah A.
2)
Golongan darah B
Apabila
eritrosit seseorang mengandung aglutinogen B, sedangkan plasma darahnya
mengandung aglutinin maka orang tersebut bergolongan darah AB.
3)
Golongan darah AB
Apabila
eritrosit seseorang mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B, sedangkan
plasma darahnya tidak mengandung aglutinin maka orang tersebut bergolongan
darah AB.
4)
Golongan darah O
Apabila
eritrosit seseorang tidak mengandung aglutinogen, sedangkan plasma darah
mengandung aglutinin α dan aglutinin β maka orang tersebut bergolongan darah O.
Penggolongan
darah ABO berperan dalam transfusi darah. Transfusi darah adalah proses
pemindahan darah dari tubuh seseorang ke dalam tubuh orang lain. Orang yang menerima
darah disebut penerima (resipien). Adapun orang yang memberikan darahnya
disebut pemberi atau donor.
Hal yang
harus diperhatikan dalam transfusi darah adalah jenis aglutinogen donor dan
aglutinin resipien.aglutinin memiliki kemampuan untuk menggumpalkan eritrosit.
Jadi, apabila darah donor tidak sesuai dengan resipien maka aglutinogen donor akan bercampur dengan aglutinin
resipien, darah resipien akan menggumpal. Darah donor yang bercampur dalam
tubuh akan dianggap sebagai antigen oleh tubuh.
Seseorang
dengan golongan darah O disebut donor universal karena dapat ditransfusikan
kepada semua golongan darah (sistem ABO). Adapun darah AB disebut sebagai
resipien universal karena dapat menerima semua golongan darah (sistem ABO). Akan tetapi pada prakteknya,
hal tersebut jarang dilakukan karena kemungkinan adanya ketidakcocokan darah di
luar sistem ABO.
Pada
tahun 1940, Dr. Landsteiner menemukan bahwa golongan darah A juga dapat
diberikan kepada kera Macaca rhesus.
Akan tetapi, 15% dari jumlah sampel yang mengalami penggumpalan tersebut tidak
memiliki faktor Rh dalam darahnya. Darah yang demikian disebut dengan rhesus
negatif (rh-). Adapun jika mengandung aglutinogen rhesus maka
termasuk bergolongan darah rhesus positif (rh+).
Sistem
rhesus ini sangat penting diperhatikan oleh ibu hamil. Jika darah ibu tersebut
rh-, sedangkan bayi yang dikandungnya rh+, dikhawatirkan
ada antigen rh+ bayi yang masuk ke dalam darah ibu. Akibatnya, akan
dibentuk aglutinin rh dalam tubuh ibu. Kondisi ini akan membahayakan anak yang
dikandungnya. Pada kehamilan pertama, kemungkinan besar anak yang dilahirkan
akan selamat karena belum banyak terbentuk anti-rh dalam tubuh ibu. Pada
kehamilan kedua dan seterusnya, resiko terjadi penggumpalan pada darah bayi
semakin besar karena anti-rh yang terbentuk dalam tubuh si ibu semakin banyak.
Keadaan tersebut dinamakan eritroblastosis
fetalis.
d.
Penyakit dan Gangguan yang Berhubungan dengan Darah
1)
Anemia
Anemia
merupakan penyakit kekurangan darah hemoglobin, Fe, dan eritrosit di dalam
tubuh. Gejalanya muka pucat, lesu, sakit kepala, dan gangguan menstruasi.
2)
Leukimia
Leukimia
merupakan kondisi produksi sel darah putih melebihi batas normal. Leukimia
dapat terjadi karena adanya jaringan penghasil sel-sel darah tumbuh secara
abnormal. Leukimia juga disebabkan oleh infeksi virus, terkena sinar
radioaktif, terkena zat-zat kimia, serta faktor keturunan (genetis). Gejala
penyakit ini yaitu pucat, lesu, demam, dan pendarahan.
3)
Thalasemia
Thalasemia
merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan produksi hemoglobin dan
eritrosit. Thalasemia merupakan penyakit keturunan/genetik. Gejalanya antara
lain anemia, pembesaran limfa, bentuk tulang abnormal, dan gangguan
pertumbuhan.
4)
Sickle Cell
Sickle
cell merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan bentuk sel darah merah
menyerupai bulan sabit. Sel darah merah yang berbentuk bulan sabit tersebut
mudah saling tindih pada pembuluh darah. Akibatnya, sel darah tersebut
menyumbat pembuluh darah dan terjadi hemotisis (pecah). Selain itu, sel darah
merah dengan bentuk bulan sabit memiliki daya ikat yang lemah terhadap oksigen.
2. Jantung
a.
Struktur Jantung
Jantung
merupakan organ yang sangat penting pada proses peredaran darah. Jantung
manusia terdiri atas empat ruang, yaitu atrium kanan dan kiri serta ventrikel
kanan dan kiri. Secara struktur, dinding atrium lebih tipis daripada dinding
ventrikel. Adapun dinding ventrikel kiri lebih tebal daripada ventrikel kanan.
Hal ini karena ventrikel kiri memerlukan kekuatan yang lebih besar untuk
memompa darah ke seluruh tubuh.
Atrium
kiri dan kanan dipisahkan oleh sekat yaitu septum atrioreum. Sementara itu,
ventrikel kiri dan kanan dipisahkan oleh sekat yaitu septum interventrikularis.
Saat embrio sekat atrium belum tertutup, sehingga pada sekat ini terdapat
lubang. Lubang tersebut dinamakan foramen
ovale. Adapun sekat pemisah antara atrium dan ventrikel dinamakan septum atrioventrikularis.
Selain
sekat, jantung juga memiliki katup yang disebut valvula. Katup jantung yang
berada di antara atrium kanan dan ventrikel kanan disebut valvula
trikuspidalis. Katup antara atrium kiri dan ventrikel kiri dinamakan valvula
bikuspidalis. Katup-katup tersebut berfungsi untuk menjaga agar darah dalam
jantung tidak kembali ke tempat semula. Selain pada jantung, di aorta juga
terdapat katup yang disebut valvula semilunaris.
Otot
jantung (miokardium) memiliki struktur seperti otot lurik tetapi
bercabang-cabang. Otot jantung ini disarafi oleh saraf tidak sadar. Saraf
tersebut menempel di jantung bagian tengah, di antara dua bilik sabagai berkas
yang menyebar. Berkas saraf ini disebut berkas His.
Saat
melakukan fungsinya, jantung berdenyut dengan siklus konstraksi-relaksasi.
Periode relaksasi yaitu atrium menguncup dan ventrikel mengembang (relaksasi).
Kondisi ini disebut diastol. Adapun periode konstraksi disebut sistol, terjadi
saat otot ventrikel berkonstraksi (ventrikel menguncup) dan darah terdorong
keluar. Pada umumnya, orang dewasa yang normal memiliki tekanan sistol kurang lebih
120 mmHg dan tekanan diastol kurang lebih 80 mmHg. Tekanan darah ini dapat
diketahui menggunakan alat tensimeter atau spigmomanometer.
b.
Penyakit dan Gangguan pada Jantung
1)
Jantung Koroner
Penyakit
ini disebabkan adanya penyumbatan pada arteri kecil di dinding jantung yang
terjadi karena penebalan dinding jantung sebelah dalam. Akibatnya aliran darah
menjadi kurang lancar. Apabila tidak segera diatasi, penyumbatan ini dapat
menyebabkan sel-sel otot jantung mengalami kematian sehingga terjadi gangguan
dalam konstraksi otot jantung.
Gangguan
konstraksi jantung dapat menghambat pemompaan darah. Orang-orang yang rentan
terhadap penyakit jantung koroner yaitu perokok, orang yang mengonsumsi lemak
berlebihan, dan orang-orang lanjut usia.
2)
Gagal Jantung
Gagal
jantung atau Heart Failure merupakan penyakit jantung yang paling menakutkan.
Biasanya jantung penderita berdetak tidak normal atau tidak berdetak
sebagaimana mestinya.
3)
Pericarditis
Pericarditis
adalah penyakit radang yang mengintari lapisan jantung yang disebabkan oleh
infeksi. Namun ini jarang terjadi.
4)
Irama Jantung Abnormal
Jantung
secara normal berdetak 60-100 kali per menit (sekitar 100 ribu/hari). Jantung
yang berdetak tidak normal disebut arryhytmia atau dysrhythamia. Jantung yang
berdetak lambat (di bawah 60 kali/menit) disebut bradyarrhythmia, sedangkan yang cepat (berdetak di atas 100
kali/menit) disebut tachyaarrhytmia.
5)
Heart Valve Disease
Penyakit
ini merupakan gangguan jantung akibat rusaknya katup jantung. Katup jantung ini
berfungsi sebagai pengatur aliran darah yang masuk searah menuju jantung.
6)
Cardiomyopathies
Gangguan
otot jantung yang ditandai dengan adanya pembesaran atau pengecilan jantung
secara tidak normal, sehingga jantung menjadi kaku. Akibatnya jantung bisa
melemah sehingga jantung memompa secara tidak normal. Tanpa penanganan lebih
lanjut bisa berakibat gagal jantung atau jantung bisa berdetak tidak normal.
Penyakit
jantung biasanya terjadi akibat gaya hidup, pola makan, dan aktivitas sehari-hari
yang tidak sesuai dengan kesehatan.
3. Pembuluh Darah
Pembuluh
darah pada manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu arteri dan vena.
a.
Pembuluh Nadi (Arteri)
Istilah
arteri biasa digunakan untuk pembuluh darah yang aliran darahnya mengalir
meninggalkan jantung. Arteri berfungsi membawa darah dari jantung. Dinding
arteri terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan terdalam yang berupa sel-sel
epitel yang disebut endotelium. Lapisan tengah terdiri atas otot polos. Lapisan
tengah ini berfungsi mengatur aliran darah dan tekanan darah. Sementara itu,
lapisan terluar berupa jaringan ikat yang kuat dan elastis.
Elastisitas
arteri ini turut membantu mempertahankan tekanan darah. Arteri yang lebih kecil
(arteriola) memiliki dinding berotot polos. Otot polos ini untuk menyesuaikan
diameter pembuluh darah, yaitu dengan meningkatkan atau menurunkan aliran
darah. Jadi, terkadang pembuluh darah tersebut membesar, kadang mengecil.
Arteri
ada dua macam, yaitu arteri pulmonalis dan aorta. Arteri pulmonalis berfungsi
membawa darah kaya O2 dari jantung menuju paru-paru. Aorta berfungsi
membawa darah kaya O2 dari jantung ke seluruh tubuh.
Arteri
bercabang-cabang hingga membentuk pembuluh yang diameternya lebih kecil.
Pembuluh ini disebut arteriola. Arteriola bercabang-cabang lagi hingga
membentuk saluran halus yang berhubungan langsung dengan jaringan. Saluran
halus ini disebut kapiler.
b.
Pembuluh Balik (Vena)
Istilah
vena digunakan untuk pembuluh darah yang aliran darahnya mengalir kembali
menuju jantung. Jadi, fungsi vena ini membawa darah menuju jantung. Vena
terdapat tiga macam yaitu vena cava superior, yang berfungsi membawa darah yang
kaya CO2 dari tubuh bagian atas, vena cava inferior, membawa darah
yang kaya CO2 dari paru-paru.
Vena
lebih mudah dilihat mata, karena vena berada di lapisan atas dekat dengan
permukaan kulit dan berwarna kebiruan. Pembuluh ini dimulai dari pembuluh darah
kapiler. Dari kapiler, darah memasuki venula. Pembuluh-pembuluh venula akan
bergabung menuju pembuluh vena. Jadi, berdasarkan aliran darahnya, pembuluh
darah ada dua macam yaitu:
1)
Pembuluh darah yang meninggalkan jantung terdiri atas arteri, arteriola, dan
kapiler,
2)
Pembuluh darah yang masuk ke jantung terdiri atas vena dan venula.
Penyakit
dan gangguan pada Pembuluh Darah
a.
Hipertensi
Hipertensi
disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi di dalam arteri. Hipertensi atau
tekanan darah tinggi terjadi bila nilai ambang tekanan sistolik antara 140-200
mmHg atau lebih, dan nilai ambang tekanan diastolik antara 90-110 mmHg atau
lebih. Gejala hipertensi adalah sakit kepala, napas pendek, dan penglihatan
kabur. Penyebab penyakit ini berkaitan dengan umur, kegemukan, dan keturunan.
Kondisi hipertensi memang tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikontrol
melalui pola hidup yang sehat, seperti:tidak merokok, tidak minum minuman
beralkohol, diet rendah garam dan rendah lemak, olahraga secara teratur, serta
istirahat bila lelah atau tegang.
b.
Varises
Varises
merupakan pelebaran pembuluh darah balik (vena). Varises biasanya terjadi di
kaki.
c.
Sklerosis
Arteri
mempunyai sifat elastis. Oleh karena itu, ketika tekanan darah dalam keadaan
maksimum, arteri mengembang untuk mengimbangi tekanan darah. Namun seiring
dengan pertambahan usia, dinding arteri kehilangan elastisitasnya karena adanya
penimbunan zat kapur. Keadaan ini disebut arteriosklerosis . hilangnya
elastisitas juga terjadi karena adanya penumpukan kolesterol. Keadaan ini
disebut atherosklerosis.
Artheriosklerosis
dan artherosklerosis akan mempengaruhi volume darah yang mengalir dan jumlah
oksigen yang disebarkan . arteriosklerosis dan atherosklerosis dapat
mengakibatkan hal-hal berikut.
1)
Kekurangan oksigen pada organ-organ tertentu. Jika kekurangan oksigen terjadi
pada jantung maka sebagian otot jantung akan mati dan mempengaruhi kerja
jantung.
2)
Meningkatkan tekanan darah secara keseluruhan. Jika mencapai tingkatan
tertentu, tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan pecahnya kapiler darah.
Jika kapiler darah yang pecah tersebut terjadi di otak, sebagian otak akan
mengalami gangguan akibat pasokan udara dan glukosa yang terhambat. Selanjutnya
dapat terjadi stroke.
3)
Penumpukan lemak di arteri koroner dapat menghambat sel-sel darah. Akibatnya
akan memicu pembekuan darah. Pembekuan darah di arteri koroner disebut jantung
koroner.
Mekanisme
Peredaran Darah
Saat
jantung berkonstraksi, atrium dan ventrikel mengembang serta mengucup secara
bergantian. Apabila atrium mengembang, jantung menghisap darah dari seluruh tubuh
melalui pembuluh balik (vena kava superior dan vena kava inferior). Darah yang
diisap ini masuk ke atrium kanan dan darah dari vena pumonalis yang kaya
oksigen masuk ke atrium kiri.
Bila atrium
menguncup maka ventrikel mengembang dan darah mengalir dari atrium ke
ventrikel. Ventrikel merupakan bagian jantung yang berfungsi memompa darah
meninggalkan jantung.
Saat
ventrikel menguncup dari ventrikel kiri, darah yang kaya oksigen dipompa ke
seluruh tubuh melalui aorta, sedangkan darah yang kaya CO2 dipompa
dari ventrikel kanan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Setelah darah
terpompa keluar, otot ventrikel mengendur dan mengalami relaksasi.
B. Peredaran Darah pada Hewan
Semua hewan
mempunyai sistem peredaran yang berfungsi membawa cairan ke seluruh tubuh.
Cairan yang diedarkan ada dua macam, yaitu darah dan hemolimfa. Darah selalu
mengalir dalam pembuluh darah dan hemolimfa mengalir ke dalam rongga tubuh yang
disebut hemocoel. Hemolimfa merupakan campuran darah dan cairan interstitii.
Berdasarkan
tempat mengalirnya, sistem peredaran darah pada hewan dibedakan menjadi dua,
yaitu sistem peredaran darah terbuka dan sistem peredaran darah tertutup.
1. Sistem Peredaran Darah Terbuka
Pada
sistem ini darah dan cairan lainnya tidak selalu diedarkan melalui pembuluh
darah. Namun, pada saat tertentu darah meninggalkan pembuluh darah,langsung
beredar di dalam pembuluh. Berikut beberapa hewan yang mempunyai sistem
peredaran darah terbuka.
a.
Udang
Mula-mula
darah dipompa dari jantung melalui pembuluh darah menuju bagian bawah tubuh,
seperti bagian kaki. Darah dari bagian kaki mengalir menuju insang bagian kiri
dan kanan tanpa melalui pembuluh. Di insang, darah mengikat O2 dan
kemudian kembali ke jantung.
b.
Mollusca
Alat
sirkulasi darah siput terdiri atas jantung dan pembuluh darah yang masih
sederhana. Jantung siput terdiri atas atrium dan ventrikel, terletak di dalam
rongga perikardi. Sirkulasi darah pada siput diawali dengan darah dipompa dari
jaringan jantung mengalir melalui sinus menuju jaringan tubuh. Dari jaringan
tubuh, darah kembali lagi ke jantung.
c.
Serangga
Sistem
peredaran darah serangga hanya terdiri atas sebuah pembuluh yang memanjang dan
terletak membujur di atas saluran makanan. Sistem peredaran serangga tidak
mengangkut O2 dan CO2 karena darah belalang tidak
mengandung hemoglobin tetapi mengandung hemosianin. Oksigen diedarkan ke
sel-sel tubuh dengan bantuan saluran udara (trakea).
Bagian
belakang pembuluh terdiri atas beberapa gelembung yang disebut jantung
pembuluh. Jantung pembuluh yang paling belakang tertutup. Bagian depan pembuluh
merupakan aorta yang ujungnya terbuka. Jantung pembuluh mempunyai pori-pori
(ostium) yang halus dan berdenyut. Darah dari jaringan tubuh dapat kembali ke jantung
pembuluh melalui pori-pori (ostium). Jantung pembuluh dapat berdenyut sehingga
darah terpompa mengalir menuju ke depan melalui aorta. Selanjutnya, darah
dikeluarkan dari aorta kemudian masuk ke dalam jaringan-jaringan tubuh. Darah
langsung beredar ke seluruh tubuh karena belalang tidak mempunyai pembuluh
kapiler. Darah serangga berfungsi untuk mengangkut sari-sari makanan serta
mengambil hasil buangan metabolisme.
1. Sistem Peredaran Darah Tertutup
Pada
sistem peredaran tertutup, darah mengalir ke seluruh bagian tubuh melalui
pembuluh. Berikut beberapa hewan yang mempunyai sistem peredaran darah
tertutup.
a.
Cacing Tanah
Cacing
tanah memiliki sistem peredaran darah tertutup yang sederhana karena darah
tidak pernah keluar dari pembuluh darah. Darah cacing tanah mengandung
hemoglobin yang terlarut dalam plasma darah. Hemoglobin berfungsi mengangkat O2.
Terdapat
tiga pembuluh darah pada cacing tanah, yaitu pembuluh darah punggung, pembuluh
darah perut, dan pembuluh darah samping dengan lima pasang lengkung aorta yang
berfungsi sebagai jantung.
Dinding
kulit cacing tanah sangat tipis sehingga mampu mengabsorpsi oksigen masuk ke
dalam pembuluh darah. Selanjutnya, darah yang mengandung O2 tersebut
akan menuju pembuluh-pembuluh kapiler sampai ke pembuluh darah punggung. Darah
di dalam pembuluh darah punggung akan mengalir ke belakang menuju arah kepala
dan mengalir menuju pembuluh darah perut melalui lengkung aorta yang letaknya
di dalam. Di dalam pembuluh darah perut, darah mengalir dari depan menuju ke
belakang karena adanya denyut dari lima pasang lengkung aorta.
b.
Ikan
Ikan
memiliki jantung yang terbagi menjadi dua ruangan yaitu atrium dan ventrikel.
Serambi berdinding tipis, sedangkan bilik bedinding tebal. Di antara serambidan
bilik terdapat sebuah katup. Dari jantung, darah akan keluar melalui aorta
ventral kemudian mengalir ke insang. Di dalam insang, aorta bercabang-cabang
menjadi pembuluh-pembuluh yang lebih kecil lagi dan akhirnya menjadi
pembuluh-pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler akan melepaskan CO2 ke
dalam air dan mengambil O2 dari dalam air. Dari pembuluh kapiler
pada insang, darah akan mengalir menuju aorta. Melalui cabang-cabang aorta,
darah mengalir menuju pembuluh-pembuluh kapiler di seluruh tubuh. Selanjutnya,
darah mengikat CO2 jaringan kemudian kembali menuju jantung melalui
vena. Dalam satu kali peredaran, darah hanya satu kali beredar melalui jantung
sehingga sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran darah
tunggal.
c.
Katak
Jantung
katak terdiri atas dua buah serambi yang berdinding tipis dan sebuah bilik.
Darah yang kaya O2 dari paru-paru masuk ke serambi kiri, sedangkan
darah yang kaya CO2 dari jaringan tubuh akan masuk melalui serambi
kanan. Dari serambi, darah masuk ke bilik sehingga terjadi percampuran antara
darah yang mengandung O2 dan darah yang mengandung CO2.
Dari bilik darah akan dipompa keluar menuju aorta. Aorta yang keluar dari bilik
bercabang menjadi dua lengkung aorta, yaitu lengkung aorta kanan dan lengkung
aorta kiri.
Masing-masing
lengkung aorta bercabang menjadi tiga, yaitu cabang yang menuju kepala, cabang
yang membentuk arteri utama dan bercabang-cabang lagi menuju organ tubuh, serta
cabang yang menuju ke paru-paru dan kulit. Di paru-paru dan kulit darah
melepaskan CO2 dan mengambil O2 yang akhirnya akan
dikirim kembali menuju serambi kiri melalui pembuluh balik paru-paru.
d.
Reptil
Reptil
mempunyai jantung yang terdiri atas empat ruangan. Antara bilik kanan dan kiri
dibatasi oleh sekat yang belum sempurna sehingga dapat terjadi percampuran
darah. Khusus pada jantung buaya, pada sekat antara ventrikel terdapat lubang
kecil yang disebut foramen panizzae yang berfungsi sebagai berikut.
1)
Memungkinkan distribusi oksigen yang cukup ke alat pencernaan.
2)
Memelihara keseimbangan tekanan cairan di dalam jantung pada waktu menyelam.
Sistem
peredaran pada reptil terdiri atas aorta dan pembuluh nadi paru-paru. Pada
kadal terdapat dua aorta, yaitu aorta kanan dan aorta kiri. Aorta kanan keluar
dari bilik kiri karena membawa darah yang mengandung O2 menuju ke
seluruh tubuh. Aorta kiri berasal dari suatu tempat antara bilik kanan dan
bilik kiri karena membawa darah yang mengandung O2 dan CO2
menuju ke seluruh tubuh bagian belakang. Kedua aorta bersatu membentuk arteri
utama yang bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Darah yang berasal dari seluruh
tubuh akan kembali ke jantung melalui serambi kanan. Pembuluh nadi paru-paru
keluar dari bilik kanan yang mengangkut darah yang kaya CO2. Di
paru-paru, darah melepaskan CO2 dan mengambil O2. Darah
dari paru-paru yang kaya O2 akan menuju jantung melalui serambi
kiri. Jadi sistem peredaran darah pada reptil merupakan peredaran darah ganda.
e.
Aves
Aves
memiliki sistem peredaran darah ganda, contohnya burung. Jantung burung terdiri
atas empat ruang yaitu dua serambi dan dua bilik. Sekat antara ventrikel kanan
dan kiri sudah sempurna sehingga tidak terjadi percampuran darah.
Pada
mulanya darah beredar masuk ke jantung melalui vena menuju serambi kanan dan
mengalir ke bilik. Selanjutnya, bilik akan memompa darah keluar jantung menuju
paru-paru. Darah akan melepas CO2 melalui kapiler dan menyerap O2,
selanjutnya, darah melalui vena pulmonalis menuju atrium kiri dan diteruskan ke
bilik. Setelah itu, darah akan diedarkan ke seluruh tubuh.
3. 5
kelainan dan penyakit pada sistem sirkulasi manusia secara jelas
Beberapa
kelainan pada sistem peredaran darah adalah sebagai berikut.
- Anemia
merupakan keadaan tubuh yang kekurangan
hemoglobin atau sel darah merah. Kadar hemoglobin yang rendah menyebabkan tubuh
kekurangan oksigen sehingga tubuh akan terasa lesu, kepala pusing, dan muka
pucat. Perdarahan yang berat juga dapat mengakibatkan anemia. Selain itu anemia
dapat terjadi akibat terganggunya produksi eritrosit.
- Serangan jantung
ditandai dengan sakit pada bagian dada,
gelisah, pucat, dan kulit terasa dingin. Serangan jantungnya hebat dan tidak
segera mendapat pertolongan dapat menimbulkan gagalnya jantung memompa darah.
Faktorfaktor yang meningkatkan resiko terkena serangan jantung adalah tekanan
darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, merokok, penyakit diabetes melitus,
kegemukan, dan kurang olahraga.
- Varises
yaitu pelebaran pembuluh vena terutama di
bagian kaki. Pada varises yang parah, pembuluh vena tampak melebar dan
berkelok-kelok. Varises disebabkan oleh cacat/ kerusakan pada katup vena sejak
lahir. Varises juga sering terjadi karena bertambahnya beban vena akibat
terlalu banyak berdiri, kehamilan, dan sebagainya. Pelebaran vena pada bagian
anus disebut wasir atau ambeian.
- Tekanan darah rendah (hipotensi)
keadaan
tekanan darah yang di bawah normal. Gejala hipotensi adalah lesu, pusing, dan
gangguan penglihatan, bahkan sampai pingsan. Penyebabnya dapat karena terlalu
banyak meminum obat penurun tekanan darah, muntaber, dan pendarahan.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
keadaan
tekanan darah yang melebihi tekanan normal. Penyebab hipertensi adalah nikotin
pada rokok, faktor keturunan, stress, kelebihan berat badan, kelebihan garam,
kurang olahraga, dan kelebihan obat-obatan.
1 komentar:
The 22 Best Casinos in Vegas - Mapyro
If you're looking for a 경산 출장안마 casino 김제 출장마사지 with a 밀양 출장안마 casino near you, this is the place for you. With more than 2,500 slot machines, 양산 출장샵 over 전주 출장안마 1,200 table games and some
Posting Komentar